Komponen Pariwisata
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan
limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan limbah padat(sisa makanan
tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air juga mendapatkan
polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal
pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan
masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika
perairan berkurang (seperti warna laut berubah dari warnabiru menjadi warna
hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi
berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut,
danau dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan
perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan,
yakni angkutan yang ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano. Tour Belitung
2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi
udadra sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan udara berpotensi merusak
atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di udara yang menyebabkan
atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara. Selain
itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru
mesin kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara,
maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan
memberikandampak negatif bagi vegetasi dan hewan.Inovasi kendaraan ramah
lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti pesawat Airbus380
dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan suara.
Anjuran untukmengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye
berwisata sepeda ditingkatkan. Paket Tour Belitung
3. Pantai dan pulau
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi
wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan pulau sering menjaditempat yang
mendapatkan dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan fasilitas wisata di
pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan
infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan
pulau.Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk
pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan
lahan pantai tradisional dan erosi pantai menjadi beberapaakibat pembangunan
pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut menjadi pilihan untuk
memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan
konservasi menjadi pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang
bersifat ramah lingkungan. Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman
NasionalKepulauan Seribu) menawarkan paket perjalanan yang ramah lingkungan
yang menawarkan aktivitas menanam lamun dan menanam bakau di laut. Belitung Tour
4. Pegunungan dan area liar
Wisatawan asal daerah bermusim panas
memilih berwisata ke pegunungan untuk berganti suasana. Aktivitas di pegunungan
berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur pendakian,
pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan
fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak
gunung dan area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah, menipisnya
vegetasi pegunungan (yang bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi polusi
visual dan banjir yang berlebihan karena gunung tidak mampu menyerap air hujan.
Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di pegunungan) dan peremajaan pegunungan
dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan pegunungan dan area liar.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya
kebakaran hutan (akibat api unggun di perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan
jamur untuk kebutuhan wisatawan merupakan beberapa kegiatan yang merusak
vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi erosi lahan),
perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya berbuah setiap tiga
bulan berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi tidak berbuah),
hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat tumbuhan.
Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.
6. Kehidupan satwa liar
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik
wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona dengan pola hiduphewan. namun,
kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut. Komposisi fauna
berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa liar untuk
fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan reproduksi hewan
(berkembang biak), perubahan insting hewan (contohhewan komodo yang dahulunya
hewan ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan (ketempat yang
lebih baik). Jumlah hewan liar berkurang, akibatnya ketika wisatawan
mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa tersebut
7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan
wisata menyebabkan situs sejarah, budaya dan keagamaanmudah rusak. Kepadatan di
daerah wisata, alterasi fungsi awal situs, komersialisasi daerah wisasta
menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan
fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu
fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara
komersial sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung
jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs
sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui
manajemen pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah,
budaya dan keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat
dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.
8. Wilayah perkotaan dan pedesaan
Pendirian hotel, restoran, fasilitas
wisata, toko cinderamata dan bangunan lain dibutuhkan di daerah tujuanwisata.
Seiring dengan pembangunan itu, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah kendaraan
dan kepadatan lalu lintas jadi meningkat. Hal ini bukan hanya menyebabkan
tekanan terhadap lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan tempat tinggal
menjadi lahan komersil, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi estetika
(terutama ketika bangunan didirikan tanpa aturan penataan yang benar). Dampak
buruk itu dapatdiatasi dengan melakukan manajemen pengunjung dan penataan
wilayah kota atau desa serta membedayakan masyarakat untuk mengambil andil yang
besar dalam pembangunan
Komentar
Posting Komentar